Senin, 17 Mei 2010

Hysterektomi

Operasi pengangkatan kandungan (histerektomi) merupakan pilihan berat bagi seorang wanita. Pasalnya, tindakan medis ini menyebabkan kemandulan dan berbagai efek lainnya. Oleh karena itu, histerektomi hanya dilakukan pada penyakit-penyakit berat pada kandungan (uterus).

Banyak hal yang dapat 'memaksa' praktisi medis dan pasien untuk memilih tindakan pengangkatan kandungan. Fibroid atau mioma merupakan salah satu penyebab tersering. Penyebab lainnya adalah endometriosis, prolapsus uteri (uterus keluar melalui vagina), kanker (pada uterus, mulut rahim, atau ovarium), perdarahan per vaginam yang menetap, dan lain-lain.

Ada tiga macam tipe histerektomi, yaitu :

1. Histerektomi total (lengkap). Pada tipe ini, uterus diangkat bersama mulut rahim. Teknik ini paling banyak dilakukan.
2. Histerektomi subtotal (parsial). Hanya bagian atas uterus yang diangkat sedangkan mulut rahim dibiarkan ditempatnya.
3. Histerektomi radikal. Uterus, mulut rahim, bagian atas vagina, dan jaringan penyangga yang ada disekitarnya, semuanya diangkat. Jenis ini biasanya dilakukan pada beberapa kasus kanker.

Sedangkan cara operasi histerektomi juga terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Histerektomi abdominal, dimana pengangkatan kandungan dilakukan melalui irisan pada perut, baik irisan vertikal maupun horisontal (Pfanenstiel). Keuntungan teknik ini adalah dokter yang melakukan operasi dapat melihat dengan leluasa uterus dan jaringan sekitarnya dan mempunyai cukup ruang untuk melakukan pengangkatan uterus. Cara ini biasanya dilakukan pada mioma yang berukuran besar atau terdapat kanker pada uterus. Kekurangannya, teknik ini biasanya menimbulkan rasa nyeri yang lebih berat, menyebabkan masa pemulihan yang lebih panjang, serta menimbulkan jaringan parut yang lebih banyak.
2. Histerektomi vaginal, dilakukan melalui irisan kecil pada bagian atas vagina. Melalui irisan tersebut, uterus (dan mulut rahim) dipisahkan dari jaringan dan pembuluh darah di sekitarnya kemudian dikeluarkan melalui vagina. Prosedur ini biasanya digunakan pada prolapsus uteri. Kelebihan tindakan ini adalah kesembuhan lebih cepat, sedikit nyeri, dan tidak ada jaringan parut yang tampak.
3. Histerektomi laparoskopi. Teknik ini ada dua macam yaitu histeroktomi vagina yang dibantu laparoskop (laparoscopically assisted vaginal hysterectomy, LAVH) dan histerektomi supraservikal laparoskopi (laparoscopic supracervical hysterectomy, LSH). LAVH mirip dengan histerektomi vagnal, hanya saja dibantu oleh laparoskop yang dimasukkan melalui irisan kecil di perut untuk melihat uterus dan jaringan sekitarnya serta untuk membebaskan uterus dari jaringan sekitarnya. LSH tidak menggunakan irisan pada bagian atas vagina, tetapi hanya irisan pada perut. Melalui irisan tersebut laparoskop dimasukkan. Uterus kemudian dipotong-potong menjadi bagian kecil agar dapat keluar melalui lubang laparoskop. Kedua teknik ini hanya menimbulkan sedikit nyeri, pemulihan yang lebih cepat, serta sedikit jaringan parut.

Setelah histerektomi, siklus haid atau menstruasi akan berhenti dan wanita tidak dapat lagi hamil. Jika pada histerektomi juga dilakukan pengangkatan ovarium (indung telur), maka dapat timbul menopause dini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar