Minggu, 11 April 2010

S O L

SPACE OCCUPYING LESIONS (SOL)
Kamisah Sualman
Fakultas Kedokteran Universitas Riau
DEFINISI
Space-Occupying Lesions pada otak umumnya berhubungan dengan malignansi
namun keadaan patologi lain meliputi Abses otak atau hematom. Adanya SOL
dalam otak akan memberikan gambaran seperti tumor, yang meliputi gejala umum
yang berhubungan dengan peningkatan tekanan intracranial, perubahan tingkah
laku, false localizing sign serta kelainan tergantung pada lokasi tumor (true
localizing sign). Tumor juga dapat menyebabkan infiltrasi dan kerusakan pada
struktur organ yang penting seperti terjadinya obstruksi pada aliran LCS yang
menyebabkan hidrosefalus atau menginduksi angiogenesis dan edem otak.
GEJALA KLINIS
Gejala klinik umum
Gejala klinik umum timbul karena peningkatan tekanan intracranial,
meliputi :
1. Nyeri kepala, merupakan gejala awal pada 20% pasien tumor yang kemudian
berkembang menjadi 60% . Nyeri kepala berat juga diperberat dengan oleh
perubahan posisi, batuk, manuever valsava dan aktivitas fisik. Muntah
ditemukan bersama nyeri kepala pada 50% pasien. Nyeri kepala ipsilateral
pada tumor supratentorial sebanyak 80% dan terutama pada bagian frontal.
Tumor fossa posterior memberikan nyeri alih ke oksiput dan leher.
2. Muntah tanpa diawali dengan mual, mengindikasikan tumor yang luas dengan
efek massa tumor tersebut juga mengidikasikan adanya pergeseran otak.
3. Perubahan status mental, meliputi gangguan konsentrasi, cepat lupa, perubahan
kepribadian, perubahan mood dan berkurangnya inisiatif yang terletak pada
lobus frontal atau temporal.
4. Ataksia dan gangguan keseimbangan.
5. Seizure, adalah gejala tumor yang berkembang lambat, paling sering terjadi
pada tumor di lobus frontal kemudian pada tumor lobus parietal dan temporal.
2
Gejala epilepsi yang muncul pertama kali pada usia pertengahan
mengindikasikan adanya suatu SOL.
6. Papil edem, dapat dinilai dengan ophthalmoskop. Pada keadaan awal tidak
menyebabkan hilangnya daya penglihatan, tetapi edem papil yang
berkelanjutan dapat menyebabkan perluasan bintik buta, penyempitan lapangan
pandang perifer dan menyebabkan penglihatan kabur yang tidak menetap.
Gejala lokal yang menyesatkan dan tanda lateralisasi
Gejala lokal yang menyesatkan ini melibatkan neuroaksis kecil dari lokasi
tumor yang sebenarnya. Sering disebabkan karena penigkatan tekanan
intrakranial, pergeseran dari struktur-struktur intrakranial atau iskemi. Gejalagejala
tersebut meliputi parese nervus VI, sindrom horner, gejala-gejala serebelum
belum mengindikasikan lokasinya di serebelum.
Gejala klinik lokal
Lobus temporal : depersonalisasi, perubahan emosi, gangguan tingkah
laku, disfasia, kejang , hemianopsia/quadrianopsia inferior homonym
kontralateral.
Lobus frontal : anosmia, dysphasia (Brocca), hemiparesis (contralateral)
Lobus parietal : hemisensory loss, gangguan diskrimani 2 titik.
Lobus oksipital : gangguan lapangan pandang kontalateral.
Cerebellopontine angle : acoustic neuroma, tinitus, tuli ipsilateral,
nystagmus, menurunnya refleks kornea, dan tanda cerebelar ipsilateral.
Corpus callosum : deteorisasi intelektual, kehilangan kemampuan
komunikasi.
Midbrain : pupil anisokor, gangguan pada saraf kranial.
ETIOLOGI
Penyebab dari SOL ini dapat berupa :
1. Malignansi
- Meliputi metastase, glioma, meningioma, adenoma pituitary, dan neuroma
akustik merupakan 95% dari seluruh tumor.
3
- Pada dewasa 2/3 dari tumor primer terletak supratentorial, tetapi pada
anak-anak 2/3 tumor terletak infratentorial.
- Tumor primer umumnya tidak melakukan metastasis dan sekitar 30%
tumor otak merupakan tumor metastasis dan 50% diantaranya adalah
tumor multipel.
SOL lain meliputi :
2. Hematoma , yang dapat disebabkan trauma.
3. Abses serebral.
4. Amubiasis serebral dan cystiserkosis.
5. Limfoma yang sering terjadi akibat infeksi HIV.
6. Granuloma dan tuberkuloma.
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan tergantung pada penyebab lesi:
Untuk tumor primer, jika memungkinkan dilakukan eksisi sempurna, namun
umumnya sulit dilakukan sehingga pilihan pada radioterapi dan kemoterapi,
namun jika tumor metastase pengobatan paliatif yang dianjurkan.
Hematom membutuhkan evakuasi.
Lesi infeksi membuthkan evakuasi dan terapi antibiotik.
Pengobatan lain yang diperlukan meliputi:
Deksametason yang dapat menurunkan edem serebral.
Manitol, untuk menurunkan peningkatan tekanan intrakranial.
Antikonvulsan, sesuai gejala yang timbul.

1 komentar:

  1. Terimakasih sudah berkunjung ke blog kami, mas/mbak...

    sedikit harapan kami jika mas berkenan, kami berharap mas dapat meletakkan alamat situs kami (bila mas/mbak tertarik untuk meng-copy dan meletakkan di blog ini) http://yayanakhyar.wordpress.com sebagai sumber artikel..

    terimakasih.

    BalasHapus